Anda Pengunjung ke : Counter Powered by  Users Counter

Selasa, 10 November 2009

Frame Riley



Frame Relay merupakan protokol WAN yang memiliki performa tinggi. Beroperasi pada physical layer dan data link layer OSI referensi model, Frame Relay merupakan komunikasi data packet-switched yang dapat menghubungkan beberapa perangkat jaringan dengan multipoint WAN.

Pengiriman informasi dilakukan dengan membagi data menjadi paket. Setiap paket dikirimkan melalui rangkaian WAN switch sebelum akhirnya sampai kepada tujuan.

Frame relay adalah cara mengirimkan informasi melalui wide area network (WAN) yang membagi informasi menjadi frame atau paket. Masing-masing frame mempunyai alamat yang digunakan oleh jaringan untuk menentukan tujuan. Frameframe akan melewati switch dalam jaringan frame relay dan dikirimkan melalui “virtual circuit” sampai tujuan. Frame relay didesign untuk transmisi digital melalui medium yang sudah handal, yang pada umumnya adalah fiber optic, bandingkan dengan jaringan yang menggunakan X.25 yang pada awalnya didesign untuk jaringan transmisi analog melalui medium yang dianggap tidak handal seperti standard line telpon.
Fitur utama dari frame relay:
•    Frame relay memberikan deteksi error tapi tidak memberikan recovery error.
•    Frame relay memberikan transfer data sampai 1.54Mbs
•    Frame relay mempunyai ukuran paket yang bervariable (disebut frame)
•    Frame relay bisa dipakai sebagai koneksi backbone kepada jaringan LAN
•    Frame relay bisa dimplementasikan melalui berbagai macam koneksi sambungan (56K, T1, T3)
•    Frame relay beroperasi pada layer physical dan layer Data link pada model OSI

Keuntungan Frame Relay :
Frame Relay menawarkan alternatif bagi teknologi Sirkuit Sewa lain seperti jaringan X.25 dan sirkuit Sewa biasa. Kunci positif teknologi ini adalah:
•    Sirkuit Virtual hanya menggunakan lebar pita saat ada data yang lewat di dalamnya, banyak sirkuit virtual dapat dibangun secara bersamaan dalam satu jaringan transmisi.
•    Kehandalan saluran komunikasi dan peningkatan kemampuan penanganan error pada perangkat-perangkat telekomunikasi memungkinkan protokol Frame Relay untuk mengacuhkan Frame yang bermasalah (mengandung error) sehingga mengurangi data yang sebelumnya diperlukan untuk memproses penanganan error.
Implementasi Frame Relay

Frame Relay dapat digunakan untuk jaringan publik dan jaringan “private” perusahaan atau organisasi:
a. Jaringan Publik
Pada jaringan publik Frame Relay, “Frame Relay switching equipment” (DCE) berlokasi di kantor pusat (central) perusahaan penyedia jaringan telekomunikasi. Pelanggan hanya membayar biaya berdasarkan pemakain jaringan, dan tidak dibebani administrasi dan pemeliharan perangkat jaringan Frame Relay.
b. Jaringan “Private”
Pada jaringan “private” Frame Relay, administrasi dan pemeliharaan jaringan adalah tanggungjawab perusahaan (private company). Trafik Frame Relay diteruskan melalui “interface” Frame Relay pada jaringan data. Trafik “Non-Frame Relay” diteruskan ke jasa atau aplikasi yang sesuai (seperti “private branch exchange” [PBX] untuk jasa telepon atau untuk aplikasi “video-teleconferencing”).

Gambaran berikut ini adalah konsep bagaimana data ditransmisikan melalui jaringan frame relay:


1.       Router membuat koneksi ke switch frame relay baik langsung maupun lewat CSU/DSU
2.      Jaringan Frame relay mensimulasikan suatu koneksi “selalu on” dengan PVC
3.      Outer pengirim mulai mengirim data segera tanpa membentuk suatu sesi
4.      Switch frame relay melaksanakan pemeriksaan error tapi tidak memperbaiki error tersebut.
5.      Paket yang corrupt akan di jatuhkan tanpa notifikasi
6.      Paket akan menjelajah melalu cloud frame relay tanpa adanya acknowledgement
7.      Piranti pengirim dan penerima lah yang akan melakukan koreksi error
8.      Switch frame relay akan mulai menjatukan paket jika kemapetan jalur mulai terbentuk
9.      Kebanjiran atau kemampetan jaringanlah penyebab dari kehilangan paket secara umum pada jaringan frame relay
10.   Paket akan dihilangkan berdasarkan informasi pada bit Discard Elligable (DE)
11.    Switch frame relay mengirim notifikasi Backward explicit congestion notification (BECN) untuk mengisyaratkan menurunkan rate transfer data.

Format Frame Relay terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
 


Flags
Membatasi awal dan akhir suatu frame. Nilai field ini selalu sama dan dinyatakan dengan bilangan hexadesimal 7E atau 0111 1110 dalam format biner. Untuk mematikan bilangan tersebut tidak muncul pada bagian frame lainnya, digunakan prosedur Bit-stuffing dan Bit-destuffing.

Address
Terdiri dari beberapa informasi:
1.    Data Link Connection Identifier (DLCI), terdiri dari 10 bita, bagian pokok dari header Frame Relay dan merepresentasikan koneksi virtual antara DTE dan Switch Frame Relay. Tiap koneksi virtual memiliki 1 DLCI yang unik.
2.    Extended Address (EA), menambah kemungkinan pengalamatan transmisi data dengan menambahkan 1 bit untuk pengalamatan
3.    C/R, menentukan apakah frame ini termasuk dalam kategori Perintah (Command) atau Tanggapan (Response)
4.    FECN (Forward Explicit Congestion Notification), indikasi jumlah frame yang dibuang karena terjadinya kongesti di jaringan tujuan
5.    BECN (Backward Explicit Congestion Notification), indikasi jumlah frame yang mengarah ke switch FR tersebut tetapi dibuang karena terjadinya kongesti di jaringan asal
6.    Discard Eligibility, menandai frame yang dapat dibuang jika terjadi kongesti di jaringan

Data
Terdiri dari data pada layer di atasnya yang dienkapsulasi. Tiap frame yang panjangnya bervariasi ini dapat mencapai hingga 4096 oktet.

Frame Check Sequence (FCS)
Bertujuan untuk memastikan integritas data yang ditransmisikan. nilai ini dihitung perangkat sumber dan diverifikasi oleh penerima.





Sirkuit Virtual  
2 jenis sirkit dalam Frame Relay: Switched Virtual Circuit dan Permanent Virtual Circuit
Frame pada Frame Relay dikirimkan ke tujuannya dengan menggunakan sirkit virtual (jalur logikal dalam jaringan). Sirkit Virtual ini bisa berupa Sirkit Virtual Permanen (Permanent Virtual Circuit / PVC), atau Sirkit Virtual Switch (Switched Virtual Circuit / SVC).



Permanent Virtual Circuit (PVC) :
PVC adalah koneksi yang terbentuk untuk menghubungkan 2 peralatan secara terus menerus tanpa memperhitungkan apakah sedang ada komunikasi data yang terjadi di dalam sirkit tersebut. PVC tidak memerlukan proses pembangunan panggilan seperti pada SVC dan memiliki 2 status kerja:
1.    Data Transfer, pengiriman data sedang terjadi dalam sirkit
2.    Idle, koneksi antar titik masih aktif tapi tidak ada data yang dikirimkan dalam sirkit

Switched Virtual Circuit (SVC) :
SVC adalah koneksi sementara yang terbentuk hanya pada kondisi dimana pengiriman data berlangsung. Status-status dalam koneksi ini adalah:

1.    Call Setup, hubungan antar perangkat sedang dibangun
2.    Data Transfer, data dikirimkan antar perangkat dalam sirkit virtual yang telah dibangun
3.    Idle, ada koneksi aktif yang telah terbentuk, tetapi tidak ada data yang lewat di dalamnya
4.    Call Termination, pemutusan hubungan antar perangkat, terjadi saat waktu idle melebihi patokan yang ditentukan

Kontrol Kongesti pada Jaringan Frame Relay


Terjadinya kontrol kongesti pada jaringan bila terjadi kelebihan beban. Ada dua kemungkinan mengatasi kelebihan beban dalam jaringan :
1.   Panggilan yang baru di blok,dan
2. Menyesuaikan dengan situasi jaringan (membuat sumber- sumber baru atau dengan mengurangi perintah di dalam jaringan atau dengan mengurangi tambahan servis).

Suatu jaringan Frame Relay membawa keuntungan data "bursty" pada trafik sebagaimana keputusan memblok panggilan baru hanya dilaksanakan jika kapasitas kombinasi rata-rata (tidak maksimum) pada arus panggilan akan dilebihkan. Solusi dari kongesti dalam jaringan Frame Relay adalah mencoba mengadabtasikan jumlah masukan dari frame-frame ke dalam bagian arus kongesti. Sebab "flow control" tidak tersedia pada layer-2 interface user-network (flow control dalam Frame Relay terjadi pada end-to-end), ini tidak dapat digunakan untuk mengontrol "kongesti" seperti kasus dalam beberapa jaringan packet-switch. Atau jika terjadi kongesti, masing-masing user harus mendeteksi kongesti secara "implisit"(dengan mengamati beberapa penggunaan servis), atau ketika jaringan mendeteksi suatu keadaan kongesti, secara "eksplisit" harus diberitahukan kepada user. User harus mengambil tindakan mengurangi jumlah frame-frame yang dimasukkan ke dalam jaringan.

Kongesti terjadi ketika sumber jaringan kelebihan beban, sumber akan menjadi individual transmission link, kelompok buffer penuh pada node-intermediate atau pada sistem tujuan atau proses dalam salah satu dari sistem-sistem ini. Kongesti mungkin juga terjadi karena adanya gangguan. Bahwa kontrol kongesti tidak dapat tercapai dengan menambahkan sumbersumber dalam jaringan dalam formasi kapasitas buffer atau menambah kecepatan link lebih tinggi. Kedua-duanya tidak dapat dikontrol dengan konfigurasi balance sebab kejadian trafik dapat diramalkan, kemacetan masih dapat terjadi. Kongesti mungkin "inherent" terjadi dalam beberapa jaringan packet dan jaringan Frame Relay tanpa kecuali. Sebab itu hal ini penting untuk memiliki "strategi" control kongesti untuk jaringan Frame Relay.
Jika beban trafik terus meningkat, kongesti akan menjadi semakin serius (parah) dan beban prosesor sistem akan semakin berat, serta dapat mengakibatkan kegagalan sistem. Untuk mencegah terjadinya kegagalan sistem ini, diperlukan suatu kontrol kongesti yang dapat mengurangi beban sistem.

Pendekatan untuk kontrol kongesti dalam jaringan Frame Relay

Ada 3 (tiga) pendekatan utama untuk kontrol kongesti dalam jaringan Frame Relay :
1. User mendeteksi secara implisit daerah kongesti pada jaringan,
2. User dapat mengindikasi jaringan yang mana dari frame-frame mungkin dibuang pada saat terjadi kongesti,
3. Pemberitahuan diberikan pada user pada saat jaringan itu sendiri mendeteksi adanya kongesti.

Rabu, 21 Oktober 2009


Internet yang telah berkembang sedemikian pesatnya menyebabkan jumlah para hacker, cracker, dan sebagainya juga semakin meningkat. Oleh sebab itu kita tidak bisa ber-lega hati, Apakah komputer kita sudah cukup aman dari perusak tersebut? Belum Tentu!!.. Setelah sebuah jaringan komputer kita berfungsi dan terhubung ke jaringan Internet, saat itulah kita harus mulai bersiaga dan memikirkan strategi beserta cara-cara untuk meningkatkan sekuriti jaringan komputer yang kita miliki. Dengan tingkat sekuriti jaringan komputer yang tinggi, user pun akan merasa aman saat bekerja di jaringan komputer yang kita miliki.




Sumber/faktor pengganggu keamanan pada jaringan antara lain :
>> Resiko
Resiko adalah suatu kemungkinan dimana penyusup berhasil mengakses komputer di dalam jaringan yang dilindungi dan seberapa besar tingkat penyusupan yang dapat merugikan pemilik jaringan.
Akses-akses yang diinginkan penyusup adalah :
* Read Access : Mampu mengetahui keseluruhan sistem jaringan informasi.
* Write Access : Mampu melakukan proses menulis ataupun menghancurkan data yang terdapat di sistem tersebut.
* Denial of Service : Menutup penggunaan utilitas-utilitas jaringan normal dengan cara menghabiskan jatah CPU, bandwidth maupun memory.


>> Ancaman (threat)
Pada dasarnya ancaman berasal dari pihak yang ingin mengakses jaringan secara ilegal dan tergolong pada kategori penyusup. Beberapa tujuan penyusup antara lain :
-  Keingintahuan isi jaringan (the Curius).
- Membuat sistem jaringan menjadi down atau membuat kekacauan di dalam jaringan (the Malicious).
- Berusaha untuk menggunakan sumber daya jaringan untuk memperoleh   popularitas (the High-Profile Intruder).
-  Mendapatkan finansial secara ilegal (the Competition).

>> Kerapuhan System (Vulnerability)
Kerapuhan sistem lebih memiliki arti seberapa jauh proteksi yang bisa diterapkan kepada network yang dimiliki dari seseorang dari luar sistem yang berusaha memperoleh akses illegal terhadap jaringan komputer tersebut dan kemungkinan orang-orang dari dalam sistem memberikan akses kepada dunia luar yang bersifat merusak sistem jaringan.


Sebenarnya, masalah Network Security ini timbul dari konektivitas jaringan komputer lokal yang kita miliki dengan wide-area network (seperti Internet). Jadi, selama jaringan lokal komputer kita tidak terhubung kepada wide-area network, masalah Network Security tidak begitu penting. Tetapi hal ini bukan berarti memberikan arti bahwa bergabung dengan wide-area network adalah suatu hal yang ‘menakutkan’ dan penuh bahaya. Network Security hanyalah menjelaskan kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul dari konektivitas jaringan komputer lokal kita dengan wide-area network.
Lapisan Sekuriti

            Lapisan sekuriti adalah seberapa banyak mekanisme sekuriti yang akan digunakan dan tingkatannya. Hal ini juga menjadi pemikiran di bidang sekuriti secara umum. Kita tidak bisa mempertaruhkan seluruh sekuriti jaringan komputer pada satu mekanisme sekuriti saja. Bila satu mekanisme itu gagal melindungi sistem, habislah semua. Oleh karena itu, mekanisme sekuriti harus dibuat lebih dari satu mekanisme. Selain itu, mekanisme-mekanisme tersebut dipasang secara bertingkat/berlapis. Mekanisme sekuriti dapat berupa network security, host/server security, dan human security. Di antara mekanisme tersebut, dapat pula dikombinasikan sesuai dengan keperluan.


Dalam jaringan komputer, network security dapat dibangun dengan beberapa lapisan. Sebagai contoh, kita bisa membangun firewall dengan dua sub-mekanisme yaitu packet filtering dan proxy system. Mekanisme packet filtering pun dapat dipilah-pilah lagi menjadi beberapa bagian, seperti filtering berdasarkan layanan dan protokol. Setelah lapisan pertama di atas, kita dapat pula membangun lapisan mekanisme selanjutnya.

Sistem Proteksi

Seperti kita ketahui bahwa antivirus selalu ketinggalan satu langkah dari virusnya, biasanya antivirus diciptakan setelah virusnya menyebar dan merusak system komputer yang ada. Umumnya antivirus yang dikembangkan saat ini bisa dikatakan hampir tidak efektif dalam membasmi virus. Berbagai antivirus terus dikembangkan untuk mengatasinya, namun pada saat yang sama virus-virus baru pun muncul kembali dan tidak bisa dibasmi oleh antivirus yang sudah ada.

Memang jika komputer yang kita gunakan hanya dipakai dirumah atau dikantor tanpa dilengkapi dengan disket dan tidak terhubung ke jaringan global virus-vurus baru tidak akan masuk ke komputer tersebut, tetapi jika komputer yang digunakan terhubung dalam jaringan LAN, WAN dan Internet, sangat sulit untuk menghindari datangnya virus tersebut, pasalnya virus-virus generasi baru umumnya masuk melalui e-mail, download file, membrowse dokumen yang ada di Internet dan sebagainya. Sejalan dengan menjamurnya virus tersebut Cisco Systems telah mengembangkan suatu sistem pengamanan data dari serangan virus. Dalam hal ini, perlindungan terhadap ancaman yang akan menyerang server dan sistem jaringan komputer yang dikenal dengan endpoint.
Berbeda dengan cara yang diterapkan selama ini, sistem yang diterapkan Cisco Security Agent (CSA) adalah tidak membunuh virus sejak awal ketika ia mulai masuk ke data atau program. Karenanya, CSA tidak masuk kategori antivirus, sekalipun secara operasional memiliki fungsi atau peran menangkal dan melumpuhkan virus dan dampak worm.Dalam hal ini, CSA akan melakukan ‘penghadangan’ terhadap virus ketika ia mulai merusak sistim dan jaringan komputer atau file. Jadi utamanya adalah bukan program anti virus, karena sia-sia kalau virus diperangi, tapi bagaimana melakukan penjinakan terhadap virus yang masuk.

Dalam bahasa yang sederhana, CSA memiliki peran sebagai penjaga gerbang terdepan dari suatu jaringan. CSA akan melakukan indentifikasi serta melakukan penghadangan terhadap perilaku-perilaku yang bernada merusak–tentu saja terhadap file atau jaringan, sekaligus menghilangkan ancaman yang teridentifikasi tadi, baik yang telah diketahui jenisnya maupun yang belum. CSA akan dipasang di destop atau server.


Tak hanya memberikan perlindungan, CSA juga mampu mengkombinasikan dan mengembangkan fungsi-fungsi keamanan endpoint melalui penghadangan berbagai macam ancaman, mendistribsukan kemampuan firewall, proteksi terhadap kode-kode yang dapat merusak sistem, menghadirkan realiabilitas operating system dan konsolidasi log audit.

Berdasar studi yang dilakukan Cisco Systems, ada lima tahap serangkan virus ke computer, yaitu :
~ Tahap pertama disebut probe. Pada tahapan ini, virus seakan-akan melakukan indentifikasi kelemahan-kelemahan program atau data. Virus hanya berkeliling ke masing-maing jaringan.
~ Tahap kedua adalah penetrate. Virus setelah mengetahui kelemahan langsung masuk dalam jaringan dan disitu mereka hanya berputar-putar saja. Pada tahap ini virus juga tidak akan mengganggu jalannya jaringan karena selalu berkeliling.
~ Tahap ketiga, disebut dengan persist. Virus setelah berkeling dan mungkin merasa lelah atau sudah mengetahui kelemahan file, ia akan berada di file tersebut. Di sini virus sudah dianggap berbahaya sebab sebagian sudah ada data-data yang ditempati.
~ Tahap ke-empat disebut propagade. Setelah mengetahui kelemahan baru menjalar ke file atau program lain.
~ Tahap  kelima disebut paralyze dimana virus itu sudah mencari teman dan merusak sistem.

Walaupun CSA (Cisco Security Agent) bisa dikatakan sukses, tetapi memang teknologi virus jauh lebih maju dari antivirusnya. Dengan demikian jangan heran jika banyak server dan komputer yang diganggu oerang virus, bahkan tidak hanya virus serangan juga dateng dari para hacker, yang berakibat jauh lebih fatal dibandingkan dengan gangguan virus.

Akhirnya karena seringnya serangan virus, worm dan gangguan hacker melanda dunia perkomputeran dan jaringan di dunia ini, maka dua raksasa teknologi informasi terkemuka dunia, yaitu IBM dan Cisco. Kolaborasi dua raksasa ini, dimaksudkan untuk mengamankan pemakai network dari berbagai ancaman seperti hacker, gangguan virus dan worms.

Kalangan bisnis memang mengeluhkan sistem security yang tidak efektif dan efisien sebagai akibat dari penggunaan produk dan layanan yang beraneka ragam. Dunia bisnis dan pemerintah menyadari bahwa mereka membutuhkan cara yang lebih efektif untuk melindungi bisnis mereka dari ancaman hacker, memerangi virus dan worms, sekaligus mengendalikan akses karyawan, pelanggan dan mitra bisnis ke data dan aplikasi internal.
Pendekatan otomatis terhadap sistem informasi kemanan ini akan menyederhanakan sistem keamanan, mengurangi pengimplementasian dan biaya administrasi, serta meningkatkan produktifitas bisnis. Sehingga, sistem-sistem, aplikasi-aplikasi dan jaringan-jaringan dapat dilindungi dengan mengintegrasikan teknologi sekuriti. Titik-titik keamanan utama yang telah diperkokoh ini akan membantu mendeteksi setiap ancaman yang muncul. Ketika terjadi ancaman, atau ketidak cocokan pada suatu sistem, teknologi sekuriti ini dapat secara otomatis beradaptasi dengan kebocoran security dan membantu mengurangi biaya perbaikan yang terkait.

Sebagai pemanufaktur berbagai komponen semikonduktor dan integrated circuit yang terkemuka, National Semiconductor memahami tantangan yang berkaitan dengan penerapan sistem security ujung-ke-ujung yang efektif ketika memilih produk-produk dari berbagai vendor,’’ tutur Ulrich Seif, senior vice president dan chief information officer, National Semiconductor. Ia menilai, aliansi dua perusahaan sekuriti yang terkemuka di industri ini dapat membantu mengatasi tantangan sekuriti tersebut. Selain berpotensi untuk secara dramatis meningkatkan sekuriti, aliansi tersebut juga dapat mengurangi resiko dan biaya.

Aliansi strategis global antara IBM dan Cisco menawarkan solusi-solusi e-business yang terintegrasi dan unggul di industri. Kedua perusahaan ini memanfaatkan kekuatan mereka di bidang infrastruktur Internet, sistem-sistem e-business, jaringan, kemanan dan layanan untuk menghantarkan solusi bisnis Intenet ujung-ke-ujung kepada perusahaan-perusahaan dan penyedia layanan, anda dpt mengupdate berbagai anti virus.

Cara aman meningkatkan keamanan pada jaringan :
=> Password semua account yang sulit ditebak.
=> Menggunakan MD5 checksum (teknik kriptografi).
=> Menggunakan teknik pemrograman yang aman.
=> Bersikap waspada terhadap penggunaan konfigurasi jaringan.
=> Selalu menjaga sistem selalu upgrading terhadap Sekuriti.
=> Mengacu pada dokumen/artikel tentang bahaya keamanan jaringan secara rutin dan actual.
=> Mengaudit sistem dan jaringan secara rutin.








Selasa, 13 Oktober 2009

TV DigitaL




Televisi digital atau penyiaran digital adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio, dan data ke pesawat televisi. Alasan pengembangan televisi digital antara lain:
· Perubahan lingkungan eksternal
o Pasar TV analog yang sudah jenuh
o Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel
· Perkembangan teknologi
o Teknologi pemrosesan sinyal digital
o Teknologi transmisi digital
o Teknologi semikonduktor
o Teknologi peralatan yang beresolusi tingggi
Keberadaan TV Digital di Indonesia
Stasiun televisi memanfaatkan sistem teknologi digital (khususnya perangkat studio) untuk memproduksi program, editing, recording dan menyimpan data. Pengiriman sinyal gambar, suara dan data menggunakan sistem transmisi digital dengan menggunakan satelit hanya dimanfaatkan oleh siaran TV berlangganan.
Frekuensi TV Digital
Aplikasi teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan di pertengahan tahun 90an dan diujicobakan pada tahun 2000. Pada awal pengoperasian sistem digital, dilakukan siaran TV secara bersama dengan siaran analog sebagai masa transisi. Ujicoba sistem tersebut dilakukan sampai mendapatkan hasil penerapan siaran TV digital yang paling ekonomis, sesuai dengan kebutuhan dari negara yang mengoperasikan.
Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital. Perbandingan lebar pita frekuensi yang digunakan TV analog dan TV digital adalah 1 : 6. Artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital dengan lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplex, dapat memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda.
Selain ditunjang teknologi penerima yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, TV digital ditunjang oleh produksi peralatan audio visual (video camera, dll) yang menggunakan format digital dan sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan dapat diperluas.
Teknologi digital efisien dalam pemanfaatan spektrum. Satu penyelenggara televisi digital memanfaatkan spektrum dalam jumlah yang cukup besar. Artinya, tidak hanya 1 (satu) kanal pembawa melainkan lebih. Penyelenggara berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan, yang mentransmisikan secara teresterial program dari stasiun televisi lain menjadi satu paket layanan sebagaimana penyelenggaraan televisi kabel berlangganan yang ada saat ini.
Kelebihan Frekuensi TV Digital
Meningkatnya penyelenggaraan televisi dimasa depan dapat diantisipasi dengan suatu terobosan kebijakan dalam pemanfaatan spektrum frekuensi. Penyelenggara televisi digital berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan televisi digital, sedangkan program atau content disediakan oleh operator yang khusus menyelenggarakan jasa program/content televisi digital (operator lain). Dari aspek regulasi, terdapat izin penyelenggara jaringan dan izin penyelenggara jasa program/content sehingga dapat menampung banyak perusahaan baru yang bergerak dibidang penyelenggaraan televisi digital.
Bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran di era digital mengalami perubahan baik dari pemanfaatan kanal maupun teknologi jasa pelayanannya. Pada pemanfaatan kanal frekuensi, terjadi efisiensi penggunaan kanal. Satu kanal frekuensi yang saat ini hanya bisa diisi oleh satu program saja nantinya bisa diisi antara empat sampai enam program sekaligus.
Kualitas Penyiaran TV Digital
Desain dan implementasi sistem siaran TV digital (terutama) ditujukan pada peningkatan kualitas gambar. TV digital memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi tinggi. Sistem TV digital mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi. Sistem TV digital tidak mengenal gambar tidak jelas, gambar ganda (ghost), dan kualitas gambar buruk lainnya, karena pada teknik digital hanya dikenal YES or NO. Gambar bagus atau tidak ada sama sekali.
Manfaat Penyiaran TV Digital
· TV digital digunakan untuk siaran interaktif.
· Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan interaktif, layanan komunikasi dua arah seperti internet.
· Penyiaran TV digital terrestrial bisa diterima oleh sistem penerimaan TV tidak bergerak dan penerimaan TV bergerak (mobile TV/HP). Kebutuhan daya pancar TV digital juga lebih kecil.
· Penyiaran TV Digital menyebabkan tersedianya saluran siaran yang lebih banyak.
Transisi ke TV Digital
Migrasi dari teknologi analog ke teknologi digital membutuhkan penggantian perangkat pemancar TV dan penerima siaran TV. Karena pesawat TV analog tidak bisa menerima sinyal digital, maka diperlukan alat tambahan yang dikenal dengan Set-Top Box yang berfungsi menerima dan merubah sinyal digital menjadi sinyal analog.
Set-Top Box berguna untuk meminimalkan resiko kerugian (baik bagi operator TV maupun masyarakat) agar pesawat penerima analog dapat menerima siaran analog dari pemancar TV yang menyiarkan siaran TV Digital, sehingga pemirsa (masyarakat) yang telah memiliki pesawat penerima TV analog secara perlahan-lahan dapat beralih ke teknologi TV digital dengan tanpa terputus layanan siaran yang ada selama ini
Infrastruktur TV digital terrestrial relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan infrastruktur TV analog. Karena itu, operator TV (yang sudah ada) dapat memanfaatkan infrastruktur yang telah dibangun, seperti studio, bangunan, SDM dan lain sebagainya dan menerapkan pola kerja dengan calon penyelenggara TV digital. Sehingga di kemudian hari penyelenggara TV digital dapat dibagi menjadi penyedia jaringan (Network Provider) dan penyedia isi (Content Provider).
Sistem Pemancar TV Digital
Di seluruh dunia ada tiga standar TV digital, yaitu: Digital Television (DTV) di USA, Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T) di Eropa dan Integrated Services Digital Broadcasting Terrestrial (ISDB-T) di Jepang. Semua standar di atas berbasiskan OFDM dengan error correcting code reed Solomon dan/atau convolutional coding dan audio codingnya adalah MPEG-2 Audio AAC untuk ISDB-T dan DTV dan MPEG-1 layer2 untuk DVB-T.
Jepang membuat standar sendiri dalam hal TV Digital ini [1]. Dibandingkan dengan DTV dan DVB-T, ISDB-Tnya Jepang dikabarkan sangat fleksibel dan memiliki kelebihan terutama pada penerima yang bergerak (mobile reception). ISDB-T lebih tahan terhadap efek Doppler. ISDB-T yang merupakan satu dari dua saudaranya yaitu ISDB-S (untuk transmisi lewat kabel) dan ISDB-S (untuk satelit), juga bisa diaplikasikan pada sistem dengan bandwidth 6,7MHz dan 8MHz.
Fleksibilitas ISDB-T bisa dilihat dari mode yang dipakai, yaitu: mode 1 untuk aplikasi mobile SDTV, mode 2 untuk aplikasi penerima yang mobile dan fixed HDTV/SDTV dan Mode 3 untuk yang khusus penerima fixed HDTV/SDTV. Semua data modulasi fleksible untuk QPSK dan 16QAM atau 64QAM. Perubahan mode ini bisa diatur melalui apa yang disebut TMCC (Transmission and Multiplexing Configuration Control)
Source : http://jardiknas.depdiknas.go.id/index.php/eadministrasi/informasi/720-televisi-digital

;;